PT. PLN akan memberikan insentif bagi pelanggan rumah tangga yang berhasil menghemat penggunaan listrik hingga 20%. Insentif tersebut berupa pengurangan pembayaran rekening listrik hingga 10% pada bulan berikutnya. Sebaliknya, jika menggunakan listrik dengan boros, konsumen dikenakan tarif lebih tinggi pada bulan berikutnya.
Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Kementerian ESDM J Purwono mengatakan, pemerintah tidak berniat memperkecil target pertumbuhan listrik.Tetapi hanya akan melakukan anjuran penghematan listrik kepada konsumen. Agar konsumen berhemat, pemerintah akan memberikan insentif hingga 10% kepada pelanggan. ''Ini sudah ada hitungannya,'' jelasnya seperti dikutip dari Sindo dalam beritanya yang berjudul Hemat Listrik, Konsumen Dapat Insentif, (14/2).
Semakin besar penghematan yang dilakukan, akan semakin besar juga insentif yang diberikan. Sebaliknya, jika semakin boros, tarif juga semakin dimahalkan. Untuk sementara, insentif yang diberikan PLN akan diambil dari pembayaran yang dilakukan pelanggan yang boros.
Dia berharap,program tersebut akan menghemat konsumsi rata-rata listrik nasional hingga 20%. Selain bermanfaat bagi konsumen, program juga bermanfaat bagi PLN karena dapat memperkecil biaya produksi listrik. ''PLN juga dapat menyalurkan listrik tersebut ke daerah yang belum terjangkau listrik,'' paparnya. Target program tersebut diarahkan kepada pelanggan rumah tangga, perkantoran, hingga pelaku bisnis. Program tidak berlaku bagi pabrik-pabrik.
Sebab,sebelumnya pemerintah juga telah memberikan insentif bagi pabrik yang tidak mempergunakan listrik dengan boros saat beban puncak, yakni pukul 18.00-22.00 WIB. Sebelumnya,Komisaris Utama PLN Al Hilal Hamdi mengaku PLN akan memperkecil target pertumbuhan listrik tahun ini dari 5% menjadi di bawahnya. Hal itu dilakukan terkait pemangkasan subsidi bagi BUMN kelistrikan tersebut. ''Hal ini guna mencukupi anggaran subsidi, tapi ini baru latihan,'' ujar Al Hilal, kemarin.
Kendati demikian, PLN masih akan melakukan kajian, juga menunggu perkembangan perekonomian dunia yang saat ini sedang mengalami gejolak akibat kenaikan harga minyak dunia. PLN juga mempertimbangkan langkah lainnya, seperti menambah volume bahan bakar jenis marine fuel oil (MFO) untuk mengurangi penggunaan bahan bakar jenis high speed diesel (HSD) yang lebih mahal.Bahkan,PLN juga sedang mengkaji untuk mengoplos HSD dengan etanol.
Semakin besar penghematan yang dilakukan, akan semakin besar juga insentif yang diberikan. Sebaliknya, jika semakin boros, tarif juga semakin dimahalkan. Untuk sementara, insentif yang diberikan PLN akan diambil dari pembayaran yang dilakukan pelanggan yang boros.
Dia berharap,program tersebut akan menghemat konsumsi rata-rata listrik nasional hingga 20%. Selain bermanfaat bagi konsumen, program juga bermanfaat bagi PLN karena dapat memperkecil biaya produksi listrik. ''PLN juga dapat menyalurkan listrik tersebut ke daerah yang belum terjangkau listrik,'' paparnya. Target program tersebut diarahkan kepada pelanggan rumah tangga, perkantoran, hingga pelaku bisnis. Program tidak berlaku bagi pabrik-pabrik.
Sebab,sebelumnya pemerintah juga telah memberikan insentif bagi pabrik yang tidak mempergunakan listrik dengan boros saat beban puncak, yakni pukul 18.00-22.00 WIB. Sebelumnya,Komisaris Utama PLN Al Hilal Hamdi mengaku PLN akan memperkecil target pertumbuhan listrik tahun ini dari 5% menjadi di bawahnya. Hal itu dilakukan terkait pemangkasan subsidi bagi BUMN kelistrikan tersebut. ''Hal ini guna mencukupi anggaran subsidi, tapi ini baru latihan,'' ujar Al Hilal, kemarin.
Kendati demikian, PLN masih akan melakukan kajian, juga menunggu perkembangan perekonomian dunia yang saat ini sedang mengalami gejolak akibat kenaikan harga minyak dunia. PLN juga mempertimbangkan langkah lainnya, seperti menambah volume bahan bakar jenis marine fuel oil (MFO) untuk mengurangi penggunaan bahan bakar jenis high speed diesel (HSD) yang lebih mahal.Bahkan,PLN juga sedang mengkaji untuk mengoplos HSD dengan etanol.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar